Minat,
bakat dan potensi seseorang dapat dilihat dan diketahui melalui tulisan
tangan anak anda. Dalam menentukan minat, bakat dan potensi seseorang,
Ilmu Graphology dapat memberikan pandangan kemana sebaiknya sang anak
melanjutkan sekolah, system apa yang cocok, jurusan apa yang sesuai dan
lain-lain
Berbeda dengan IQ test, Graphology
tidak mengukur tingkat kepintaran seseorang anak dan memberi label
rata-rata, kurang atau superior. Ilmu Graphology membedakan setiap anak
atau seseorang melalui pola berfikir dan cara memproses informasi. Dari
sini kemudian dapat dilihat kedepannya potensi anak tersebut kearah
mana. Ada beberapa kategori pola berfikir dan cara memproses informasi
yaitu analitis, kumulatif, komprehensif, dan lain-lain.
Seorang anak dengan pola berfikir
analitis, memiliki kedalaman (depth) dalam berfikir. Anak dengan pola
pikir seperti ini merasa perlu untuk menganalisa segala sesuatu dan
sangat ingin mengetahui sebab dan akibatnya. Anak tersebut memiliki
keunggulan yaitu tidak takut ketika menghadapi banyak informasi.
Pertanyaan seperti mengapa dan bagaimana akan terus dilontarkan sampai
mendapat jawaban yang memuaskan bagi dirinya. Biasanya anak dengan pola
pikir seperti ini memiliki potensi di dunia science, research, planning,
administrasi dan counselling.
Kategori berikutnya adalah pola
pikir kumulatif, dimana anak berfikir secara perlahan dan bertahap atau
step by step sampai faham betul apa yang sedang dihadapinya. Apabila
sudah menguasai suatu bidang, maka anak tersebut akan mampu untuk
memberikan jawaban atau solusi yang akurat. Jenis pekerjaan yang cocok
untuknya adalah yang bersifat repetisi, konsistensi dan dapat
diandalkan. Seorang anak dengan pola pikir kumulatif biasanya kurang
suka apabila di tekan, diburu-buru dan lambat dalam mengambil keputusan
karena ingin melihat semua kemungkinan yang ada. Anak dengan cara
berfikir kumulatif biasanya pandai dalam menciptakan sesuatu atau
berkreasi dengan benda seperti mendesign ( misalnya kerajinan tangan,
gambar arsitektur, baju, dll), mengetik dengan komputer dan lain-lain.
Anak ini juga lebih mudah untuk belajar melalui contoh nyata atau
melihat demo secara langsung ketimbang melalui instruksi verbal atau
audio. Baginya, pengalaman adalah guru yang paling berharga.
Yang berikutnya adalah komprehensif
yaitu tipe pemikir cepat, dimana anak dengan pola pikir seperti ini
mampu untuk berpindah topik atau ide dan dapat berpindah-pindah
(switching) dengan mudahnya atau tanpa effort yang berat. Sangat mudah
memahami materi dan mencoba menangkap benang merah tanpa mempelajari
materi dengan menyeluruh. Pola pemikir seperti ini sangat cocok untuk di
posisi yang memprioritaskan kecepatan dalam bekerja atau cepat dalam
mengambil keputusan, namun sayangnya sering kali cepat merasa bosan dan
karena terlalu cepat dalam menganalisa dan mengambil keputusan
seringkali melupakan detail yang cukup penting. Biasanya anak ini aktif
secara mental dan fisik, sering kali menjadi trouble maker dikelasnya
karena disaat mayoritas teman-temannya belajar sampai di halaman 3, anak
tersebut sudah sampai halaman 5 sehingga dia merasa bosan dan
mengganggu teman-temannya. Beberapa literature mengatakan pola pikir
seperti ini adalah tipe orang yang “street smart” dan bukan “book
smart”. Anak dengan pola pikir seperti ini perlu disibukan dan diberi
tantangan dengan cara yang menarik.
Disamping pola fikir, ilmu
graphology juga dapat melihat anak dengan bakat tertentu seperti bakat
menulis/sastra, memiliki kreatifitas yang tinggi, kemampuan dalam
organisasi dan kemampuan dalam berkomunikasi. Minat dari sang anak juga
harus dipertimbangkan apakah minatnya lebih kepada hal-hal yang
berorientasi konseptual (pemikir) atau lebih kepada orientasi fisik.
Tentunya pola pikir yang dijelaskan
diatas, harus didukung dengan sikap positif dari sang anak, seperti
memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik, memiliki motivasi diri,
dapat bekerja dalam tim dan lain-lain.
Demikian sekelumit pembahasan minat, bakat dan potensi dari sisi Graphology.
Sumber: Avidya Center
Tidak ada komentar:
Posting Komentar